Thursday, February 11, 2016

Menjadi Saya


Mungkin ini adalah kali pertama saya menulis blog diluar pakem blog saya pada umumnya yang hanya berkisar dengan urusan dapur. Tapi di postingan awal blog ini saya beberapa kali sempat membuat blog perjalanan wisata saya di beberapa tempat. Sebenarnya masih banyak pengalaman wisata yang ingin saya bagi disini tapi sayangnya saya kerap kali tidak bisa fokus untuk menulis dan memilih untuk menulis resep masakan saya saja yang lebih praktis dan mudah. Soalnya kalau harus menulis jurnal perjalanan biasanya tulisan saya bisa melebar ke persoalan akomodasi, sejarah tempat yang saya kunjungi, kuliner di tempat tadi, kebudayaan dan tradisi masyarakat sekitar dan lain sebagainya. Saat ini saya adalah seorang istri dan ibu dari 2 ekor kucing dengan project renovasi rumah yang kami selesaikan seorang diri sehingga penyakit sok sibuk dan gagal fokus kambuhan kerap kali tidak terelakkan. Jadi beberapa kisah perjalanan wisata saya untuk saat ini masih akan saya simpan dulu di daftar todo list dan entah kapan setelah renovasi rumah sudah usai saya janji pada diri sendiri untuk lebih fokus menulis blog.
 
Namun kali ini tiba-tiba saya punya keinginan untuk mencurahkan beberapa uneg-uneg yang ada di hati. Atau lebih tepatnya sekedar berbagi perjalanan hidup saya sehari-hari di Belanda. Saya bukan siapa-siapa jadi tidak ada yang spesial dari hidup saya. Saya hanya perempuan muda yang tengah belajar untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru yang kini menjadi rumah kedua bagi saya serta belajar menjadi seorang istri serta ibu yang baik bagi suami dan anak-anak kucing saya. Rumah pertama saya tentu saja kampung halaman saya di Indonesia. Yup, saya hanyalah seorang anak kampung biasa dari keluarga sederhana yang oleh nasib di beri kesempatan untuk melihat dunia.
 
Sering sekali saya mendengar orang berkata kepada saya, 'Wah enak ya tinggal di Belanda, aku juga mau tinggal di luar negeri'. Memang betul jika di banding dengan Indonesia, Belanda adalah negara kecil yang jauh lebih maju dalam segala hal. Sehingga saya mengamini soal kenyamanan hidup disini. Tapi bagi anda yang tinggal di Indonesia jangan langsung buru-buru berkecil hati. Kemajuan dan kenyamanan hidup di Belanda diraih setelah proses panjang perkembangan peradapan manusia. Itu berarti Indonesia yang saat ini menyandang gelar negara berkembang juga akan memiliki kesempatan untuk bisa menjadi negara maju layaknya negara-negara di dunia pertama macam Eropa. Namun tentu saja proses semacam itu tidak akan dapat di raih hanya dalam sekedipan mata dan tidak akan mudah. Rakyat dan pemerintah harus ikut bahu membahu bergotong royong untuk membangun bangsa yang lebih baik. Karenanya memupuk kerukunan serta kebhineka tunggal ikaan bangsa Indonesia sangatlah penting bagi kemajuan bangsa. 
 
Pertanyaan saya sekarang adalah, siapkah anda untuk tinggal di negara maju seperti halnya saya yang tinggal di Belanda ? Untuk memberi gambaran bagaimana hidup di Belanda maka ikutilah kisah saya di bawah ini dan bayangkan bagaimana kalau anda berdiri di kaki saya, bayangkan kalau anda hidup di bawah kulit saya. Hingga anda dapat melihat apa yang saya lihat dan dapat merasakan apa yang saya rasakan pada saat ini. Lalu di akhir cerita tanyakanlah pada diri anda sendiri siapkah anda untuk menjadi masyarakat modern yang hidup di negara maju?
 
 
 
Jika saya buka tirai jendela rumah saya maka yang akan saya temukan adalah pemandangan indah sebuah sungai kecil dengan barisan pepohonan di kedua sisinya. Air di sungai kecil itu bersih bebas sampah dan menjadi rumah bagi unggas liar macam burung, bebek, angsa, dan lain sebagainya. Rerumputan hijau di sekelilingnya akan berubah menjadi aneka warna di kala musim panas tiba oleh bunga-bunga liar. Tiap sore banyak sekali warga yang mengajak anjing mereka jalan-jalan disekitar rerumputan hijau ini. Jika anjing tadi buang kotoran di jalanan atau tempat umum lainnya maka si pemilik berhak untuk memungut kotoran tadi ke dalam kantong plastik dan membuangnya ke tempat sampah. Tak jauh dari perempatan jalan ada tempat pembuangan sampah yang berupa kontainer dalam tanah terbagi dalam 4 kontainer. Yaitu sampah rumah tangga dan plastik, sampah kaca, sampah kertas dan sampah kain. Harus di pisah-pisahkan agar mempermudah proses daur ulang.
 
Indah bukan tempat tinggal saya jika dilihat dari jendela rumah saya. Apakah anda ingin tinggal di area seperti ini juga? Pertanyaanya adalah :
1. Siapkah anda menjadi warga tertib pajak? Pajak di Belanda terhitung sangat tinggi dan lingkungan indah yang saya miliki di tempat tinggal saya adalah salah satu hasil dari pajak yang kami bayarkan.
2. Siapkah anda untuk menjadi warga yg tertib sampah? Buang sampah sembarangan sepertinya sudah sangat mendarah daging di Indonesia. Sepertinya tidak ada satupun sungai di Indonesia terutama di kota besar yang bebas dari sampah. Bersediakah anda untuk lebih peduli terhadap sampah dan limbah. Tidak hanya dengan membuang sampah dan limbah di tempatnya tapi juga untuk mendaur ulang dan mendaya ulang sampah.
3. Siapkah anda untuk lebih peduli kepada makhuk hidup lain dan tidak hanya peduli pada diri anda sendiri saja? Hewan-hewan liar yang ada di lingkungan saya ini kelangsungan hidupnya sangat dilindungi oleh undang-undang dan disediakan fasilitas untuk membuat hidup para hewan lebih nyaman. Ingat bahwa planet bumi ini bukan hanya milik kita saja melainkan milik seluruh makhluk hidup serta alam. Jika kehidupan sudah kehilangan keseimbangannya maka yang akan timbul hanyalah bencana dan mala petaka belaka.
 
Beralih ke tempat lain. Mari melangkah ke pintu depan rumah saya agar anda bisa mengenal tetangga-tetangga saya. :-)
 
Disebelah kanan saya ada pasangan hidup bersama selama hampir 7 tahun tanpa pernikahan dengan seorang anak perempuan berumur 5 tahun dan saat ini si perempuan tengah hamil tua anak ke dua mereka. Di Belanda entah menikah atau tidak ketika 2 orang manusia sudah sepakat untuk hidup bersama dengan komitmen maka oleh pemerintah keduanya memiliki hak dan kewajiban yang sama layaknya pasangan suami istri. Anak hasil hubungan tanpa nikah memiliki hak yang sama pula dalam segala bidang dengan anak-anak yang berasal dari pernikahan resmi.
 
Lalu di sebelah kiri saya ada 2 rumah yang di kontrakkan. Yang satu di kontrak oleh seorang mahasiswa muda sementara rumah kontrak yang satunya di huni oleh pasangan lesbian yang nampaknya masih mahasiswa juga. Di Belanda pernikahan sesama jenis adalah Legal dan dilindungi oleh undang-undang. Sehingga diskriminasi terhadap kaum LGBT adalah melanggar hukum. LGBT di Belanda dapat menikah secara resmi, dapat pula mengadopsi anak, boleh juga mengikuti proses bayi tabung, dan belakangan boleh juga untuk mendonorkan darah. Tiap satu tahun sekali seluruh negeri berpesta di Amsterdam untuk merayakan Gay Pride Parade. Yaitu hari dimana masyarakat merayakan hari dimana akhirnya kaum LGBT mendapat hak mereka untuk mengekspresikan gaya hidup mereka dan untuk hidup bahagia bersama pasangan pilihan hidup mereka tanpa terdiskriminasi.
 

 Pertanyaannya sekarang adalah siapkah anda dengan legalisasi hak asasi manusia macam itu? Siapkah anda jika disekeliling anda ada pasangan sesama jenis atau pasangan tanpa nikah? siapkah anda jika anak anda suatu saat mengaku kalau dirinya adalah gay atau lesbian? Karena disini hak LGBT di lindungi oleh undang-undang sehingga anda sebagai orang tua sekalipun tidak memiliki hak untuk mendiskriminasi apa lagi melarang dan menentang anak anda jika dia secara biologis adalah gay, lesbian, biseksual atau transgender. Siapkah pikiran anda berkembang dan terbuka untuk bisa menerima serta menghormati hak asasi manusia? Karena disini orientasi seksual seseorang sama seperti kepercayaan agama seseorang adalah hak asasi manusia yang dilindungi dan kita sebagai masyarakat memiliki hak serta kewajiban untuk saling menghormati satu sama lain.
 
Beralih ke persoalan lainnya. Di Belanda pemerintah tidak mengatur soal kepercayaan masyarakat. Berbeda dengan di Indonesia dimana agama di cantumkan di dokumen data diri penduduk dan kita punya departmen agama dan segala-galanya harus di disesuaikan dengan aturan agama. Tidak halnya dengan di Belanda. Agama adalah urusan yang sangat pribadi dan merupakan hak asasi manusia. Agama boleh dijadikan alat untuk berorganisasi misal jika ada yang ingin mendirikan organisasi keagamaan, mendirikan tempat ibadah, dll. Namun tidak ada kewajiban bagi tiap warga negara untuk memeluk agama. Entah apa agama anda atau bahkan tidak beragama sekalipun disini bukan masalah. Sejauh kegiatan anda tidak merugikan atau mengganggu keamanan atau keharmonisan hidup bermasyarakat maka tidak akan pernah ada masalah. By the way, wali kota di tempat saya, Rotterdam, adalah seorang muslim asli Marroko. Ketua Tweede Kamer terbaru juga seorang perempuan muslim. Perlu di ketahui pula jika toleransi masyarakat Belanda sangat tinggi sekali.
 
Nah, pengalaman saya di Indonesia. Suami saya sering mengeluh tidak bisa tidur karena suara berisik dari tempat ibadah yang menggunakan pengeras suara untuk berdoa. untuk hal semacam itu di Belanda akan sangat di larang sekali. Lalu siapkah anda sebagai pemeluk agama untuk bisa menghormati agama orang lain atau bahkan untuk menghormati keputusan seseorang untuk tidak beragama? Bisa kah anda membiaskan diri untuk hidup rukun kepada sesama manusia tanpa membedakan apa agama, ras, dan suku bangsa orang lain?
 
Pertanyaan - pertanyaan tadi tentu saja hanya anda sendiri yang bisa menjawab. Jadi masihkah berfikir kalau tinggal di luar negeri itu enak dan masih inginkah anda tinggal di luar negeri dengan konsekwensi seperti diatas? Yakni dengan konsekwensi anda harus menjadi penduduk yang tertib dengan hukum dan tradisi disiplin serta harus memiliki pikiran yang sangat terbuka dan dapat menghormati perbedaan serta hak asasi manusia?
 
Kalau saya pribadi, saya adalah tipe orang yang bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Dengan satu pedoman dimana bumi di pijak disitulah langit di junjung. Maka ketika saya di Indonesia tradisi hidup masyarakat Indonesia akan saya hormati dan jalani semampu saya. Dan ketika saya ada di Belanda maka tradisi dan peraturan hidup di sinilah yang akan saya junjung dan jalani semampu saya pula.
 
Cukup untuk saat ini. Di postingan saya selanjutnya saya akan memuat tulisan soal Ganja. Yup, tanaman yang di Indonesia di anggap terlarang dan illegal tersebut dapat dengan mudah kita temukan di sudut-sudut jalan di Belanda karena ganja sudah legal di sini. Jika anda penasaran soal legalisasi Ganja di Belanda maka ikuti posting saya selanjutnya juga. :)
 
Semoga sedikit informasi yang saya bagi kali ini cukup bermanfaat dan menambah pengetahuan anda. Karena bumi ini tidak hanya tanah yang anda pijak. Masih ada daratan luas lain yang di huni oleh beraneka jenis manusia dengan kebudayaan dan tradisi mereka masing-masing. Semakin banyak dari kehidupan lain yang bisa kita lihat semoga semakin membuat kita lebih bijaksana dalam memahami kehidupan. Semakin banyak dari kita yang memiliki keinginan untuk saling memahami maka semakin lebar pula lah pintu menuju harmony terbuka bagi umat manusia. Karena rukun itu indah.
 
Salam Cinta dari Rotterdam.

4 comments:

  1. Replies
    1. kalau enggak komen terus apaan itu yg kau tulis disitu. wkwkkw :P

      Delete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  3. Terima kasih sudah menikmati tulisan saya. Semoga bermanfaat ya. :)

    ReplyDelete