Thursday, March 17, 2016

Batu Pijakan Pertama Saya di Belanda

Pagi ini tiba-tiba telepon seluler saya yang sangat jarang sekali berbunyi tiba-tiba berdering. Wohoo masih jam 10 pagi siapa yang pagi-pagi telepon saya. Ternyata seorang staf dari biro kerja menghubungi saya dan menanyakan jika 30 menit lagi saya di jemput untuk bekerja di sebuah kebun bunga apakah saya sudah siap? Sontak saya terkejut sekaligus girang dan langsung bilang kalau saya siap buat langsung bekerja. Maka buru-buru tanpa mandi saya langsung merapikan diri dan menyiapkan bekal makan siang ala kadarnya. Setelah hampir 3 bulan mendaftarkan diri di Biro penyalur tenaga kerja tadi akhirnya saya dapat penggilan kerja pertama saya.

Sebelumnya saya datang ke Belanda dengan status wisatawan dengan masa berlaku visa hanya 3 bulan dan tidak dapat bekerja secara legal. Baru kemudian setelah saya mendapat visa MVV saya dapat tinggal di Belanda lebih dari 3 bulan dan mendapatkan Kartu Identitas Belanda serta nomer BSN yang wajib di miliki oleh setiap penduduk Belanda. Dengan nomer BSN inilah saya bisa membuka rekening Bank disini dan mencari pekerjaan. Nomer BSN saya peroleh sekitar 3 bulanan setelah saya datang ke Belanda dengan visa MVV. Hal pertama yang saya lakukan dengan nomer BSN tadi tentu saya langsung membuka rekening Bank dan mendaftarkan diri untuk asuransi kesehatan dan asuransi gigi. Selanjutnya dengan semangat 45 saya mulai mendaftarkan diri ke berbagai Agensi penyalur pekejaan. Saya mendaftarkan diri sebagai pencari kerja tanpa menyertakan ijasah pendidikan terakhir saya jadi yang saya sertakan hanya foto kopi Passport, KTP Belanda, Nomer BSN serta nomer rekening Bank.

Lama sekali saya menunggu tapi tidak juga ada kabar dari agensi yang sudah saya daftari tadi. Tapi saya enggak menyerah dan terus berusaha dengan mencari pekerjaan di Internet serta mengajukan lamaran kesana kemari. Akhirnya pekerjaan pertama yang saya dapatkan adalah sebagai loper Koran di akhir bulan Januari, 2016. Tapi itu hanya pekerjaan paruh waktu saja karena jadwal saya mengantar Koran hanyalah seminggu sekali yakni tiap hari Rabu saja. Kemudian saya mulai melakukan pekerjaan suka rela di beberapa organisasi dengan pekerjaan utama berkebun.

Uang Euro pertama yang saya hasilkan adalah dari membikin snack dan makan siang buat teman satu kantor suami. Biarpun jumlahnya tidak seberapa tapi receh-receh yang saya hasilkan dari hobi memasak saya tadi betul-betul sesuatu banget buat saya. Tak lain karena saya hobi memasak dan karena saya memiliki impian agar suatu saat nanti saya bisa menghasilkan uang dari rumah dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berbasis hobi.

Dan hari ini untuk petama kalinya saya bena-benar melakukan sebuah pekejaan. Well, status saya masih sebagai pekerja freelance alias pocokan yang akan di hubungi ketika sebuah perusahaan mengalami kekurangan tenaga kerja untuk waktu tertentu saja. Tempat kerja saya hari ini adalah sebuah perusahaan bunga karenanya saya bekerja di kebun bunga. Kebun bunga ini terletak lumayan jauh dari pusat kota karena memang berada di tengah-tengah tanah pertanian karenanya perusahaan menyediakan fasilitas antar jemput untuk karyawannya.

Saya bekeja dari jam 11.30 hingga jam 17.00 dengan 45 menit istirahat makan siang dan coffebreak. Jadi hari ini saya bekerja selama 5 jam saja. Biarpun cuma 5 jam tapi badan saya sudah basah kuyup dengan keringat. Tak lain karena kami bekerja di dalam rumah kaca sehingga suhu udara di dalam rumah kaca terbilang cukup hangat. Dan pekerjaan berkebun itu diam-diam cukup melelahkan juga. Namun entah mengapa hati saya riang gembira dan menikmati pekerjaan ini.

Teman kerja saya mayoritas adalah immigrant dari Polandia. Mereka adalah perempuan muda dengan wajah cantik jelita ala boneka Barbie dan hebatnya lagi sekalipun memiliki wajah cantik jelita tapi mereka sangat bersemangat dalam bekerja sekalipun harus bekerja keras di Tanah pertanian seperti ini. Orang-orang Polandia memang terkenal sebagai pekerja keras. Mereka datang ke berbagai Negara maju di dunia dan besedia melakukan pekerjaan apapun demi mendapat penghasilan yang lebih baik dari apa yang bisa mereka hasilkan di Negara mereka sendiri. Makhlum di banding Negara-Negara Eropa lain Polandia termasuk tertinggal namun belakangan perekonomian di Polandia mulai mengalami kemajuan. Selama bekerja para perempuan Polandia tadi terus bersenda gurau dan tertawa agar waktu kerja mereka tidak terlalu terasa berat. Sayangnya mereka tidak bisa berbahasa Belanda maupun Inggris. Mandor kerja kami adalah seorang pria Maroko yang fasih berbahasa Polandia. Alhasil mereka tidak memiliki kebutuhan untuk belajar bahasa Belanda untuk komunikasi sehari-hari.

Hari ini ada 3 orang tenaga freelance yaitu saya, seorang perempuan China yang tinggal 15 menit jauhnya dari rumah saya serta seorang perempuan Polandia berusia 40an tahun. Karena terburu-buru perempuan China tadi tidak sempat membawa bekal apapun. Untungnya saya yang juga terburu-buru sempat membawa sebuah apel, dan 2 buah roti isi dan jus buah yang bisa saya bagi bersama teman china tadi. Di kebun terdapat sebuah kantin yang hanya menyediakan mesin pembuat kopi jadi untuk makanan tiap orang harus membawa bekal mereka sendiri-sendiri.

Selama bekerja Mandor kami terus mengawasi kami bertiga dengan teliti. Tentu saja karena kami adalah anak baru. Namun kata Mandor tadi saya kerjanya rapi dan cepat sekali. Waah senangnya baru pertama kerja dan saya sudah dapat pujian. Saya jadi makin semangat bekerja sekalipun capeknya luar biasa dan badan makin basah kuyup oleh keringat.

Akhir cerita kami pulang dengan menaiki mobil milik perusahaan dan saya turun tak jauh dari halte tram yang akan membawa saya sampai di rumah. Rasanya ingin sekali saya segera bisa mencium bantal karena capek luar biasa. Tapi ketika pintu rumah saya buka, 2 anak saya, Tiny dan Tiger sudah mengeong-eong mencari Mommy mereka yang seharian tidak namak batang hidungya. Langsung deh cuci mangkok makan mereka dan isi dengan makanan kesukaan mereka. Kemudian ganti baju dan siap-siap masak Opor sayur atau kalau kata suami adalah Yellow chicken stew. Kareplmu lah Paijo mau kasih nama apa ke opor sayur ini. hehehe.

Pesan dari suami, rajin dan semangat bekerja karena tiap sen yang saya hasilkan di Belanda adalah rejeki bagi keluarga di Indonesia. Dan memang dari dulu saya bertekad bulat bahwa sebagai perempuan saya harus bisa mandiri. Kehidupan saya sudah di tanggung oleh suami karenanya sedikit uang yang bisa saya hasilkan adalah extra untuk kepentingan sodaqah atau membantu keluarga di Indonesia. Dan pesan suami lagi, tahun depan yaitu 2017 ketika kami akan mulai program anak kemungkinan saya sudah tidak bisa bekerja diluar sebebas sekarang. Karena yang suami inginkan saya bisa total sebagai ibu bagi anak-anak kami kelak. Jika toh saya bisa bekerja sebaiknya saya bekerja paruh waktu atau dari rumah saja. Iya, Abi saya akan mendengar pesan dari Abiku tersayang.

Oke deh untuk saat ini cukup disini dongeng tante dodolnya. hehehe. Saya mau kembali ke dapur bikin pesanan 20 biji pastel untuk teman kantor suami besok pagi. Fyuuuuhhh... Semangat!!!

1 comment:

  1. keren sekali kisahnya, saya J Frans de Jong. seorang Indo keturunan belanda yang memiliki paspor belanda. salam kenal. ini alamat email saya dejong_sk8er@yahoo.co.id
    saat ini saya tinggal di haarlem.

    ReplyDelete