Sebenarnya kemarin ketika belanja ke supermarket tangan saya sudah sempat menggapai satu pak Indomie. Kemudian ketika di kasir suami lihat saya mengeluarkan mie instant dari keranjang belanjaan dan langsung mengingatkan kalau mie instant tadi tidak seharusnya masuk dapur kami. Huuuuufff... !!!! Oke deh suami ada benarnya juga karena saya memang sedang berusaha keras untuk menghindari konsumsi bahan makanan yang serba instant. Tapi kalau mie instant sebenarnya saya suka diam-diam simpan di dapur toh saya cuma makan 2 bulan sekali atau paling banyak sebulan sekali. Tapi biasanya jika saya mau beli mie instant saya pasti pergi belanja di hari ketika suami ada di kantor. Karena pada umumnya saya belanja tiap hari rabu dan sabtu dimana suami libur ( 4 hari kerja dan 3 hari libur ). Baik pasar tradisional maupun supermarket tidaklah terlalu jauh dari rumah tapi suami suka banget menemani saya belanja selain sebagai kuli angkut belanjaan dia juga hobi banget jadi penasehat buat mengingatkan saya bahan makanan apa saja yang sebaiknya tidak saya beli. Makhlum dia memiliki daftar lumayan panjang soal makanan apa yang dia tidak suka dan mana yang dia suka.
Kembali ke masalah mie kuah. Akhirnya saya kembalikan mie instant tadi dan memilih untuk membeli sebuah mie telur kering. Jadi di rumah saya tinggal merebus mie tadi selama 4 menit kemudian membuah kuah atau bumbu sendiri. Saya tidak terlalu suka mie goring jadi seringnya saya akan bikin mie kuah. Ada beberapa resep kuah mie yang sering saya buat tapi kuah yang kali ini entah mengapa paling cocok di lidah saya.
Menurut saya yang bikin mayoritas masyarakat menyukai mie instant adalah karena kuah dari mie instant yang rasanya nendang. Sering kali jika lidah sudah terbiasa dengan rasa yang kuat macam pedas, asin, manis yang terlalu kuat seperti halnya bumbu perasa dari makanan instant atau junkfood biasanya lidah jadi susah untuk menerima rasa natural yang berasal dari bahan-bahan alami. Atau bisa jadi hal tersebut hanyalah persoalan sugesti saja. Misalnya jika sudah terbiasa masak pakai micin pasti ada yang mengganjal di hati jika masak tanpa micin. Resep ramen kali ini sangat mudah hanya saja jika lidah anda terlanjur memasang standart rasa kuah mie instant di lidah anda maka resep ramen ini akan terasa plain di lidah. Tapi buat saya peribadi resep ini cocok banget di lidah disamping sehat dan super mudah. Berikut resep Ramen tante Dodol. :)
Bahan :
> 1 porsi mie rebus sesuai selera.
> Topping sesuai selera berupa sayuran, telur, daging, atau jamur. Dapat pula di kreasikan sesuai kebutuhan misal dengan tahu putih rebus, fish ball, bakso, dll. Saya adalah pengemar berat daun ketumbar. Baik di nikmati mentah atau di rebus daun ketumbar ini memiliki aromatika yang sangat segar.
> Kuah ramen super mudah =
¬ 2 gelas air putih.
¬ 3 siung bawang putih cincang kasar.
¬ 1 jari jahe geprek.
¬ 2 batang daun bawang potong besar.
¬ 1 sdt minyak wijen.
¬ Daging ayam secukupnya untuk rebusan atau bisa di ganti dengan kaldu ayam.
¬ Garam dan lada untuk perasa.
Langkah -langkah :
- Rebus air putih, masukkan seluruh bahan kecuali minyak wijen, garam dan lada.
- Masak hingga mendidih lalu tutup panci dan pindah api menjadi api kecil.
- Setelah daging ayam dirasa sudah matang dan mengeluarkan cukup aroma dan rasa untuk kuah maka angkat daging ayam dan sisihkan. Daging ayam ini dapat di iris tipis-tipis dan di jadikan topping.
¬ Tambahkan minyak wijen, garam dan lada secukupnya dan cek rasa.
¬ Jika rasa kuah sudah di rasa cukup maka saring kuah hingga yang tersisa hanyalah kuah bening kecoklatan.
¬ Tata mie rebus diatas mangkok, hias dengan topping dan tuang kuah.
¬ Sajikan selagi panas.
Selamat berkreasi. :)
No comments:
Post a Comment