Sebenarnya ini bukanlah jurnal perjalanan wisata melainkan lebih tepatnya saya sebut sebagai jurnal aktivitas Bumble Bee. Karena kunjungan saya ke Amsterdam selalu punya tujutan selain wisata. Kunjungan yang pertama adalah pada bulan Juni 2014 dimana saya datang ke sana secara mendadak setelah mendapat undangan ( mendadak pula) untuk ikut serta dalam Demonstrasi damai menentang produk GMO Monstanto. Dan kunjungan yang kedua adalah di tahun 2014 juga pada akhir bulan Agustus. Kali ini untuk menyaksikan Karnaval Gay Pride Parade. Disini saya tidak akan memebahas perihal apa itu GMO Monsanto atau apa itu Gay Pride Parade. Karena yang akan saya bagi kali ini adalah periahal ibu kota Belanda, Amsterdam.
Berbeda dari Jakarta yang menjadi Ibu kota Indonesia sekaligus pusat pemerintahan, ekonomi, dan hiburan di Indonesia. Amsterdam adalah ibu kota Belanda dimana pusat pemerintahan Belanda ada di Kota Den Haag, pusat ekonomi di Rotterdam, dan pusat hiburan di kota Hilversum. Sehingga bisa dibilang kalau Amsterdam adalah murni Kota wisata di Belanda mengingat jumlah wisatawan yang melebihi jumlah penduduk asli. Di Amsterdam juga terdapat Bandar Udara Internasional Schipol.
Apa sih yang menarik dari kota Amsterdam????
Arsitektur
Berbeda dari kota tempat tinggal saya, Rotterdam, yang dibumi hanguskan oleh Jerman pada masa perang dunia ke II dimana banyak sekali bangunan tua dan bersejarah di Rotterdam yang hancur tak bersisa sehingga Rotterdam di penuhi dengan bangunan - bangunan dengan arsitektur modern. Amsterdam tak ubahnya Den Haag adalah kota indah yang dipenuhi dengan deretan bangunan tua berusia ratusan tahun. Bangunan - banguanan ini masih sangat terjaga keindahanya. Anda bisa mengikuti tur kanal dengan menaiki perahu kecil menyusuri kanal di sepanjang pusat kota Amsterdam. Disini terdapat banyak sekali tempat bersejarah pula. Seperti misalnya : Rijkmusem, Anna Frank House ( seorang anak yahudi korban genosida Nazi yang terkenal dengan buku harian yang ia tulis ), Royal Palace Amsterdam, sampai dengan Heineken ( produk Bir terkenal yang berasal dari Belanda). Ini adalah surga bagi anda yang suka fotography. Saya juga suka fotography hanya sayangnya tidak memiliki cukup modal untuk menekuni hobi mahal semacam fotography ini. :-)
Modern Life Style
Gaya hidup modern yg saya maksud ini adalah sistem sosial di Belanda atau Amsterdam secara khusus yang jauh berbeda dari sistem sosial di Indonesia atau di hampir sebagain besar negara Asia lainnya. Kalau anda terbilang religious maka bersiaplah untuk menyaksikan hal - hal yang anda anggap tabu dan dosa. Sementara bagi anda yang berfikiran terbuka seperti saya mungkin anda akan menikmati perjalanan seru menyusuri jalanan di kota Amsterdam yang dipenuhi dengan bar, cafe, Discotik coffee shop dan red light district. Saya bukan tipe orang yang suka nongkrong jadi bar atau cafe atau discotik bukanlah tempat yang tepat buat saya. Namun menikmati pemandangan di coffee shop dan red light distric cukup menyenangkan bagi saya. Karena dari tempat inilah saya bisa belajar beberapa hal baru.
Coffee shop atau terjemahan bahasa Indonesianya adalah toko kopi bukanlah tempat dimana anda bisa nongkrong dengan secangkir kopi di depan anda. Coffee shop di Belanda adalah tempat dimana anda bisa membeli ganja dengan legal. Yup, Ganja. Herb yang di Indonesia dianggap barang haram dan legal. Di Belanda Ganja sudah di legalkan tapi hanya berlaku untuk warga Belanda saja. Sayangnya kebebasan ini banyak di langgar, banyak sekali wisatawan datang ke Belanda sekedar untuk menikmati ganja yang dapat mereka beli secara illegal dari pemuda - pemuda Belanda yang siap membantu anda untuk mendapatkan ganja dari Coffee shop terdekat.
Kalau hidung anda cukup sensitive dengan bau asap seperti saya maka perjalanan mengunjungi toko - toko ganja bisa jadi cukup menyebalkan. Karena disepanjang jalan akan banyak tercium aroma menyengat joint, rokok ganja.
Beralih ke area Red Light District. Ini adalah area prostitusi terbesar di Belanda. Maaf tidak ada foto bisa saya bagi mengingat di sepanjang area Red Light District ada larangan keras untuk tidak mengambil foto. Tapi semoga gambaran saya mengenai Red Light District ini cukup dapat anda Fahami. Di Belanda Prostitusi atau Pelacuran adalah Legal dan seorang Pelacur harus mematuhi banyak peraturan dari pemerintah salah satunya adalah dengan membayar pajak penghasilan seperti pekerja lainnya dan dilarang keras untuk menjajakan tubuh di tempat umum. Jadi yang mereka bisa perbuat hanyalah berdiri di balik kaca jendela memamerkan tubuh mereka dan menunggu konsumen datang.
Tempat lain yang tidak bisa dilewatkan adalah pasar bunga di kota Amsterdam. Memang bunga - bunga di pasar bunga ini tidak seindah atau selengkap bunga yang ada di Taman bunga Tulip Keukenhof tapi tidak ada salahnya untuk berkunjung dan membeli bibit bunga kalengan. Tapi perlu di perhatikan bahwa mayoritas bibit bunga disini hanya dapat tumbuh di daerah dingin semacam Bandungan, Ambarawa atas. :-)
Dan karena Amsterdam termasuk kota yang lumayan besar sangat disarankan untuk berkeliling kota Amsterdam dengan bersepeda. 2 kali ke Amsterdam dan 2 kali jalan kaki keliling Amsterdam memberi saya 1 pelajaran besar yaitu, sewalah sepeda lain kali jalan - jalan ke Amsterdam.
Sekian dari saya, semoga jurnal aktivitas saya ini bermanfaat.